Jakarta – Teknologi rem ABS (sistem Brani Brace) sangat penting untuk meningkatkan keselamatan kemudi. Meskipun tidak dibuat sebagai aturan resmi di Indonesia, sejumlah produsen menawarkan produk mereka untuk mengurangi jumlah kecelakaan di jalan.
Berdasarkan data NTMC Korlantas Popen, selama 2023 ada 152,008 kecelakaan, dengan sepeda motor berkontribusi pada 76 persen.
Yusuf Nugroho, kepala manajer umum jenis kendaraan hubdat, mengatakan bahwa Kementerian Transportasi akan menjamin pengembangan teknologi dalam kendaraan. Termasuk penggunaan rem ABS di sepeda motor untuk mengurangi jumlah kecelakaan.
“Kementerian Transportasi akan menyetujui setidaknya 19 kategori teknologi, termasuk teknologi pengereman seperti sistem pengereman anti -BLOCCO, seperti yang direkomendasikan oleh PBB,” kata Yusuf yang disebutkan dalam deklarasi resmi.
PT Astra Honda Motor (AHM) mendukung jika pemerintah Indonesia juga membutuhkan sepeda motor menggunakan rem ABS. Banyak produk Honda di Indonesia sekarang dilengkapi dengan fitur ABS.
“Sejauh ini, kami masih menunggu pedoman dan kebijakan, yang jelas siap untuk mendukung. Baru -baru ini keamanan,” kata Octavianus DWI, direktur pemasaran PT AHM di Cikarang, Jawa Barat, baru -baru ini.
Octa menemukan bahwa jumlah kecelakaan sepeda motor di Indonesia masih sangat tinggi. Sayangnya, banyak peristiwa telah disebabkan oleh penghambatan, keduanya tidak cukup dari rem karena penggunaan dan ban geser yang konstan karena rem tertutup di jalan yang licin atau berpasir.
“Salah satu kecelakaan di Indonesia adalah salah satu dari mesin ini, rem juga bisa menjadi salah satu faktor. Tapi saya pikir ini adalah banyak faktor. Tidak hanya oleh sepeda motor. Keselamatan juga dipengaruhi oleh gaya pengemudi,” katanya.