sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Indeks Bursa Efek Indonesia (IHSG) ditutup melemah di pasar pada Jumat malam. Melemahnya IHSG mengikuti melemahnya bursa Asia.
Pada akhir perdagangan Jumat (11/1/2024), IHSG ditutup 68,76 poin atau 0,91 persen ke 7.505,25. Sedangkan indeks LQ45 turun 8,80 poin atau 0,96 persen menjadi 912,60.
“Perekonomian kawasan Asia bergerak mixed (berbeda), sementara pasar nampaknya perlahan menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai situasi perekonomian dan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS),” ujar Riset Pilarmas Investindo Sekuritas . Tim, yaitu Kutipan dari Antara. .
Sementara itu, para pedagang menunggu laporan pekerjaan AS untuk mengukur kesehatan pasar menjelang pertemuan kebijakan moneter The Fed dan pemilu politik yang ketat di AS pada minggu depan.
Dari Tiongkok, data PMI Caixin naik menjadi 50,3 pada Oktober 2024, dari 49,3 pada September, melebihi perkiraan pasar sebesar 49,7. Angka tersebut menunjukkan kembalinya ekspansi sektor manufaktur setelah pemerintah mengumumkan sejumlah dukungan pada akhir September 2024.
Selain itu, pasar juga mencermati rencana pemerintah Tiongkok untuk memulihkan perekonomiannya. Bank of China juga mempertimbangkan penerbitan utang baru senilai lebih dari 10 triliun yuan, masing-masing setara dengan 1,4 triliun dolar AS, dalam beberapa waktu ke depan. bertahun-tahun.
Secara nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi Indonesia melambat menjadi 1,71 persen year-on-year (yoy) pada Oktober 2024, yang merupakan level terendah sejak Oktober 2021.
Angka tersebut masih berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5 persen (yoy) hingga 3,5 persen (yoy). Secara bulanan, indeks harga konsumen (IHK) mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,08 persen ”, bulanan, bulanan, indeks harga konsumen (CPI) pada bulan Oktober, yang merupakan kenaikan bulanan pertama dalam enam bulan lalu setelah penurunan sebesar 0,12 persen (mtm) pada bulan September. 2024.
Membuka Tanah Air, IHSG tetap betah di negara miskin tersebut hingga akhir pertemuan bisnis pertama.
Pada sesi kedua, IHSG masih bertahan di zona merah hingga akhir bursa saham. Menurut Indeks Sektoral IDX-IC, indikator kuat dipimpin oleh industri teknologi sebesar 0,15 persen.
Sementara sepuluh besar industri turun seperti transportasi & peralatan yang turun paling dalam sebesar 2,62 persen, disusul barang konsumsi dan kesehatan yang turun 2,54 ratus 2,29 persen.
Produk yang mendapat daya paling besar adalah ERTX, GPSO, EMDE, JIHD dan DOSS. Saat ini saham-saham yang merugi besar adalah BDKR, BULL, MLPL, DGNS dan TKIM.
Frekuensi perdagangan saham tersebut tercatat sebanyak 1.185.044 kali transaksi dengan jumlah saham bertambah menjadi 19,96 miliar yang berjumlah Rp 10,86 triliun.
Sebanyak 189 saham menguat, 423 saham melemah, dan 175 saham tak bergerak harga.