REPUPLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Pusat Asosiasi Bulu Bulu Indonesia (PP PBSI) Perubahan dengan sistem yang ketat dan kompreensive.
Wakil Ketua I PBSI PBSI Taufik Hidayat mengatakan bahwa PBSI 2025 Seleknas tidak pada aspek Grend, Health, Mental dan Intelligence untuk memastikan kapasitas panjang atlet muda.
Pada pertemuan di PPSI Peltnas Cipung, Jakarta, Selasa (11/2/2025), Tafog mengatakan, “Kami harus melihat ke depan dan mengadopsi sistem ilmu olahraga yang berjalan di negara lain.”
PBSI 2025 Selecnas tidak hanya berorientasi untuk menang dalam pertandingan, tetapi juga atlet potensial yang tidak dapat mencapai kinerja terbaik ketika proses seleksi. Untuk ini, PBSI mendirikan tim pemimpin hadiah untuk memberikan tujuan yang berkaitan dengan pengembangan pemain muda.
Tim ini didakwa oleh Divisi Pengembangan dan Prestasi (Kabid Binespress) PP PBI An PBIN Wakil anggota Wakil dan Coalio Hando. Para anggotanya adalah figur bulutangkis yang berpengalaman seperti Hendravan (PB Deejram), Bambang Spriaano (PBA UCAIS Club).
“Pemain yang belum menjadi juara dalam selebriti ini juga memiliki peluang besar jika mereka memiliki kondisi fisik dan mental yang didukung. Oleh karena itu, kami juga mempercayai peran tim pimpinan hadiah untuk memantau perkembangan mereka,” kata Tafic.
Seleksi tahun ini berpartisipasi dalam bentuk 111 attrege muda berusia 19 tahun dan vario di Indonessa, klub bulu tangkis, klub bulu tangkis, Giddon Badminton ACD, Jaya Raya Jakarta, Matiara Cardining, PB Aicing, PB Power Rajavali.
“Saya selalu mengatakan bahwa menjadi seorang atlet tidak bisa lelah. Kami membutuhkan proses yang panjang,” kata Tafiaphic.
Dengan menerapkan standar tinggi dalam seleksi, PBSI diharapkan menghasilkan atlet bulu tangkis, yang tidak hanya memiliki teknik yang memenuhi syarat, tetapi juga sehat secara fisik dan mental. Langkah ini dianggap penting, karena persaingan dalam pola bulu yang sangat ketat.