Mendag Dorong Konsumsi Beras SPHP, Warga: Rasanya Kurang Enak

0 0
Read Time:2 Minute, 16 Second

REPUBLIK.CO. Meski harganya murah dan kemurniannya tetap terjaga, namun beras jenis ini masih termasuk dalam kategori menengah dari segi kualitas dan rasa.

Hal ini dilaporkan oleh Ardiani (35 tahun), seorang pemakan nasi premium lokal. Kini, karena kekurangan beras varietas premium, SPHP beralih ke beras.

Baik dari segi kebersihan dan ukuran fisik berasnya besar. Tapi dari segi rasa, nasinya kurang enak, biasa saja dibandingkan premium. Tapi itu pengeluaran sementara karena jarang terjadi secara eceran. kata Ardian, Rabu (21 Februari 2023).

Sementara itu, Suminar, 53 tahun, pengguna beras SPHP Bulog, mengatasi permasalahan tersebut dengan meracik beras yang lebih berkualitas. Meski demikian, SPHP mengaku beras Bulog membantunya.

“Karena harganya yang murah, tentu sangat membantu ketika harga beras kualitas bagus di pasaran sedang tinggi. Jadi sebaiknya dicampur dengan beras yang kualitasnya lebih baik agar rasanya lebih enak dan enak,” ujarnya.

Sementara Diane (37) mengaku ketagihan mengonsumsi nasi SPHP Bulog setiap hari. Menurutnya, beras SPHP Bulog tidak kalah dengan beras premium namun tetap memiliki kualitas terjangkau.

“Harganya masih masuk akal dan tentunya rasanya enak,” ujarnya.

Perbedaan spesifikasi beras medium dan premium hanya terletak pada persentase butiran pecahnya saja. Dikutip dari akun media sosial resmi Perum Bulog pada 9 Desember 2022, beras premium dan beras medium memiliki tingkat kualitas yang sama, yakni kadar air maksimal 14 persen.

Perbedaan yang mencolok antara kedua golongan beras ini terletak pada kualitas tampilan beras (hancur dan pecah). Beras premium mengandung lebih dari 95 persen dedak (hampir tidak berubah dengan butiran padat), sedangkan beras medium setidaknya mengandung 75 persen dedak. Oleh karena itu, jumlah kepala nasi tinggi lebih banyak dibandingkan nasi sedang.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sebelumnya mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) produksi Bulog. Menurutnya, kualitas beras SPHP bagus dan tidak kalah dengan beras premium. Ajakan itu disampaikan Zulkifli di tengah perubahan masa panen akibat El Nino akibat harga beras yang terus meningkat akibat terbatasnya pasokan.

“Sehingga konsumen atau masyarakat bisa mengambil alternatifnya.” Jika beras premium dianggap mahal, masyarakat bisa membeli beras Bulog bersubsidi kualitas rendah. , Rabu. (21.2.2023) sembari memantau harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok (babok) di Pasar Bulu, Semarang.

Ia juga mengatakan, pemerintah menjaga stabilitas harga beras di tingkat nasional dengan terus memasok beras SPHP Bulog bersubsidi yang dijual dengan harga sekitar 10.900 atau 11.000 per kilogram. Pasalnya, harga beras premium yang dikonsumsi banyak masyarakat masih tinggi.

Zulhas mengatakan, program SPHP yang dulunya menyalurkan 100.000 ton beras per bulan, kini meningkat menjadi 250.000 ton per bulan. Namun pihaknya memastikan ketersediaan stok beras jelang Prapaskah dan Idul Fitri.

“Ketersediaan beras sebelum Ramadhan dan Idul Fitri tidak ada masalah, cukup. Beras Bulog kita punya 1,4 juta ton dan akan kita tambah lagi 2 juta ton. Jadi, tidak ada masalah,” ujarnya. .

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %