IHSG Diprediksi Mendatar Seiring Wait and See Rilis Inflasi PCE AS

0 0
Read Time:1 Minute, 37 Second

Republik Jakarta – Indeks Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu kemarin bergerak sideways (horizontal) seiring sikap pelaku pasar yang mengambil sikap wait and see terhadap pelepasan United Airlines. Indeks Harga Negara PCE (Inflasi PCE) (Amerika Serikat).

IHSG dibuka 6,76 poin atau 0,09% pada 7.292,08. Sementara indeks LQ45 yang mencakup 45 saham utama menguat 1,47 poin (0,15%) ke 994,16.

“Rabu (28 Februari 2024) Indeks saham Asia pagi ini didukung oleh rilis statistik inflasi AS (indeks harga PCE) dan statistik PMI manufaktur Tiongkok pada hari Kamis (29 Februari 2024). ekspektasi,” kata Filip Securitas Indonesia. Kelompok penelitiannya berada di Jakarta.

Data indeks harga PCE dapat menjadi katalis penggerak pasar, mengingat obsesi pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga acuan dari bank sentral AS, Federal Reserve.

Secara terpisah, investor juga menunggu keputusan Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ). RBNZ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utama sebesar 5,50% pada hari Rabu (28 Februari 2024), dengan perkiraan penurunan. Paling cepat Juli 2024.

Di tingkat nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Februari 2024 pada Jumat, 3 Januari 2024. Harga berpeluang meningkat seiring lonjakan harga. makanan.

Sementara itu, indeks saham utama Wall Street berakhir beragam dalam perdagangan setelah jam kerja, dengan DJIA jatuh untuk hari kedua berturut-turut, namun S&P 500 dan Nasdaq didukung oleh kekhawatiran yang dapat memberikan petunjuk kapan Fed akan memulai kebijakan moneternya. dari publikasi beberapa data indeks harga PCE. Mulailah menurunkan suku bunga dasar Anda.

Di bursa saham Asia pagi ini, Nikkei Stock Average turun 114,39 poin atau 0,29% ke 39.125,10, Indeks Hang Seng turun 7,87 poin atau 0,05% ke 16.782,93, Indeks Shanghai turun 8,67 poin atau 0,29% ke 3.024,15 dan Straits Times Indeks turun 8,67 poin atau 0,29% menjadi 3.024,15 dan menjadi lebih murah. 3.139,17, 18,15 poin atau 0,57%.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

BI Disarankan Tahan Suku Bunga Acuan pada Level 6%, Berikut Dasarnya

0 0
Read Time:1 Minute, 32 Second

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) direkomendasikan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,00% pada Februari 2024. Rekomendasi ini didasarkan pada sejumlah pertimbangan.

Teuku Riefky, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, mengatakan hal pertama yang harus diperhatikan adalah inflasi IHK akan turun menjadi 2,57% (year-on-year) pada Januari 2024, mendekati pertengahan tahun. target baru sebesar 2,5%. Melemahnya dampak fenomena cuaca El Niño terhadap harga pangan, penyaluran bantuan sosial untuk mengendalikan fluktuasi pangan, dan melemahnya pengaruh musim di akhir tahun turut berkontribusi pada penurunan inflasi pada bulan pertama tahun 2024.

“Meski neraca perdagangan menurun sejak April 2022, namun masih berada di teritori positif. Mengingat Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga kebijakannya dalam waktu dekat, kami yakin BI harus mempertahankan BI rate pada 6,00% pada bulan ini. menjaga stabilitas nilai tukar,” kata Rifki dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (21 Februari 2024).

Perlu diketahui, mulai tahun 2024 perhitungan inflasi akan menggunakan Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2022 sebagai basis baru menggantikan SBH tahun 2018. SBH tahun 2018 diperkirakan akan diperbarui ke versi tahun 2022. Hal ini akan mencerminkan perubahan gaya hidup, terutama akibat perubahan gaya hidup. pandemi Covid-19

Secara khusus, inflasi umum tahunan pada bulan Januari 2024 didorong oleh kenaikan harga tiga komponen pembentuk inflasi. Inflasi inti pada Januari 2024 mengalami penurunan sebesar 1,68% year-on-year dibandingkan 1,80% (year-on-year) pada Desember 2023.

“Dalam beberapa bulan mendatang, peningkatan belanja akibat beberapa libur panjang pada Februari 2024, serta kenaikan harga pangan akibat meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Ramadhan, akan menimbulkan tekanan inflasi,” jelas Riefky.

Selain pangan, kebutuhan belanja sandang dan mobilitas masyarakat juga diperkirakan meningkat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Sejalan dengan ekspektasi pasar, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,04% year-on-year pada kuartal terakhir tahun 2023, sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sebesar 5,05% year-on-year pada tahun 2023.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
100 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %