Literasi Keuangan Syariah Tembus 39%, Sayangnya Inklusi Keuangan Masih 12%

0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti capaian literasi dan inklusi keuangan syariah di Tanah Air yang merupakan perusahaan patungan tahunan.

Frederica Vidyasari Dewey, direktur eksekutif Pemantauan Perilaku Aktuaria di NCO Financial Services, Education and Consumer Protection, mengatakan survei nasional yang dilakukan setiap tiga tahun menunjukkan sedikit pergerakan.

Frederica mengatakan, pada tahun 2019 hingga 2022, indeks literasi keuangan negara akan berada di kisaran 9%, dan indeks inklusi keuangan akan berada di angka 12%.

“Hanya kenaikan nol poin dan inklusi keuangan lebih lanjut meningkat dari 9% menjadi 12%,” ujarnya.

Kemudian pada tahun 2023, OJK akhirnya mendapat kabar gembira. Fredericka mengatakan, hasil penelitian tersebut belum diumumkan secara resmi dan pertama kali diumumkan pada Kamis (4/4).

Frederica: “(Survei) akan dilakukan oleh ahli survei nasional BPS pada tahun 2023 dan dapat dikatakan bahwa indeks literasi keuangan negara telah meningkat dari 9% menjadi 39%.

“Tapi inklusi (inklusi keuangan) masih di angka 12%. Jadi ini menjadi pekerjaan rumah kita semua. Kita bisa menjadikan produk keuangan syariah lebih inklusif bagi masyarakat kita,” ujarnya. Masih tempat yang bagus

Frederica menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ogyakarta beberapa waktu lalu, di mana ia bertemu dengan seorang warga yang mengatakan “ingin membuka rekening bank bersama”.

Makanya kita tidak bicara di luar Jawa, kita masih di Jawa, di puncak Gunung Widosari. Di sana mereka bilang, ‘Bu, saya mau buka rekening bank syariah.’ cabangnya di sana karena di puncak gunung,” ujarnya., ceritanya

Oleh karena itu, kata dia, kelompok Fredericka berupaya memperluas peran langkah cerdas dengan memasukkan produk keuangan syariah serta UKM yang mencari pembiayaan ke lembaga keuangan syariah yang dapat difasilitasi.

“Ruang pertumbuhan kita masih besar. Oleh karena itu, kita didorong untuk meningkatkan inklusi keuangan hingga lebih dari 12% pada tahun depan,” ujarnya.

Sebelumnya, Organisasi Jasa Keuangan (OJK) disingkat Keuangan Syariah Ramadhan Gebayar atau Gerak Syariah bertujuan untuk mengoptimalkan dan memperkuat bulan Ramadhan serta meningkatkan tingkat literasi dan inklusi syariah masyarakat Indonesia. .

Frederica Vidyasari Dewey, Direktur Eksekutif Penyelenggaraan Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, berharap program ini dapat mengaktifkan dan mengkatalisasi berbagai upaya untuk mendorong pembiayaan syariah di Indonesia.

“Program gerakan syariah ini hanya untuk melakukan kegiatan literasi dan menjadikan keuangan syariah dapat diakses secara luas dan merata oleh masyarakat Indonesia pada tahun 1445 H,” kata Frederika dalam sambutannya pada peluncuran Ramadhan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2024. . . Rabu (13/3/2024).

Friederika menambahkan, “The Shari’ah of Need” artinya lembaga jasa keuangan bersama pemangku kepentingan lainnya harus melangkah maju untuk mendorong literasi keuangan syariah serta menebar manfaat dan keberkahan dengan mengikutsertakan masyarakat.

“Saya berharap kemitraan ini terus berlanjut selama Ramadhan dan kantor OJK dan PUJK Syariah aktif merayakan bulan suci ini melalui Kampanye Nasional Keuangan Syariah,” kata Frederica.

Sedangkan menurut Frederica, Ramadhan merupakan waktu yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal dan menggunakan produk dan layanan keuangan syariah.

Pada acara yang sama, Ismail Riadi, Ketua Kelompok Literasi dan Inklusi Keuangan Syari’ah OJK, mengatakan kampanye syari’ah 2024 akan dilakukan selama Ramadhan 1445 melalui program edukasi melalui podcast, konten media sosial, dan webinar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %